Kisah Nyata Anak Terbuang yang Anggap Dirinya Tak Berharga
Sewaktu masih kecil, Harun Sapto sudah dititipkan ke Malang dari
Blitar, dari rumah orangtuanya ke rumah pamannya. Di rumah pamannya itu,
dia mendapat perlakuan yang kasar dari tantenya. “Saya mulai ada
kekecewaan, suka nangis, suka murung,” cerita Sapto saat itu.
Kelas 2 SD Sapto dibawa kembali oleh orangtuanya ke Jakarta. Di sana,
dia suka berantem. Jika Sapto pulang ke rumah dengan baju yang kotor,
ibunya akan marah-marah. Nasi satu butir jatuh di lantai, dia juga kena
marah. Tidak tidur siang, dia akan dipukul.